Paket Wisata Bali – Bali merupakan salah satu tempat wisata yang sangat terkenal, mulai dari keindahan alam yang terbentang, gunung dan juga pantai. Namun, ada beberapa hal yang menjadikan Bali memiliki nilai tersendiri dengan budaya atau tradisi unik yang menjadi daya tarik pengunjung mulai dari berbagai daerah hingga mancanegara.
Kalo kamu ingin merencanakan liburan ke Bali, kamu bisa menyaksikan beberapa budaya unik khas Bali yang bisa kamu saksikan untuk menambah pengalaman liburan yang tak terlupakan.
Omed-omedan

Credit: Love Bali
Omed-omedan menjadi tradisi unik yang dilakukan oleh anak muda di Bali setiap hari pertama setelah Hari Raya Nyepi. Tradisi ini masih berlangsung di Banjar Kaja Sesetan, Denpasar Selatan, dan menjadi bagian dari budaya masyarakat setempat.
Dalam bahasa Indonesia, omed-omedan berarti tarik-menarik. Anak-anak muda yang berpartisipasi dalam tradisi ini saling berpelukan, menyiram air, menarik satu sama lain, bahkan hingga berciuman. Masyarakat melaksanakan tradisi ini untuk mempererat silaturahmi, menjaga keharmonisan, dan meningkatkan solidaritas antarwarga.
Saat ini, Omed-omedan berhasil menarik perhatian wisatawan dan berkembang menjadi festival budaya yang dikenal dengan nama Sesetan Heritage. Masyarakat menyusun acara ini sebagai bagian dari upaya pelestarian tradisi yang telah berlangsung secara turun-temurun.
Melukat

Credit: Travel Kompas
Melukat merupakan ritual sakral yang dilakukan oleh umat Hindu Bali dan menarik perhatian banyak wisatawan mancanegara. Ritual ini memiliki makna mendalam sebagai proses pembersihan jiwa dan pikiran manusia. Banyak orang percaya bahwa melukat tidak hanya membersihkan secara fisik, tetapi juga membawa ketenangan batin.
Air yang digunakan dalam melukat bukanlah air biasa. Umat Hindu menggunakan air yang telah didoakan dan berasal langsung dari sumber mata air alami. Mereka meyakini bahwa air memiliki peran penting sebagai penghubung antara manusia dan alam semesta. Dalam kepercayaan Hindu, air juga diyakini mampu membawa energi positif dan menghilangkan pengaruh buruk.
Selain itu, masyarakat Hindu percaya bahwa air suci dapat membersihkan segala bentuk dosa serta pikiran negatif. Melukat biasanya dilakukan di tempat-tempat tertentu yang memiliki sumber air dengan kekuatan spiritual. Beberapa pura dan mata air suci di Bali menjadi lokasi utama bagi mereka yang ingin melakukan ritual ini.
Saat ini, banyak paket tur wisata yang menawarkan pengalaman melukat bagi wisatawan yang ingin merasakan spiritualitas khas Bali. Beberapa tempat yang terkenal untuk melukat di antaranya Pancoran Solas di Desa Taman, Bangli, Pura Campuhan Widhu Segara di Denpasar, dan Pura Dlem Pingit Sebatu di Tegallalang, Gianyar.
Baca juga: Rekomendasi Penginapan di Banyuwangi Nuansa Alam, Serasa Liburan di Bali!
Pengerupukan

Credit: Detik[dot]com
Pengerupukan adalah salah satu tahapan pelaksanaan Hari Nyepi yang memiliki arti Bhuta Kata atau mengusir sifat buruk bagi umat Hindu. Pada saat Pengerupukan, umat Hindu menyajikan sesajen, obor serta gamelan sambil diiringi dengan arak-arakan yang dinamai Ogoh-ogoh.
Pelaksanaan ini biasanya dilaksanakan pada sore sampai malam hari dan diakhir dengan pembakaran Ogoh-ogoh yang memiliki arti pembakaran roh-roh jahat.
Pengerupukan saat ini menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan, karena pengunjung bisa melihat kreativitas secara langsung dari warga Bali, dengan kehadiran Ogoh-ogoh serta makna yang tersirat dari Pengerupukan tersebut.
Budaya Arak Sapi: Tradisi Meracu Mejaga-jaga

Credit: Bali Puspa News
Masyarakat Klungkung menggelar Tradisi Meracu Mejaga-jaga setiap tahun pada bulan Agustus. Tradisi ini berkaitan erat dengan musim pancaroba yang menyebabkan kondisi alam tidak menentu dan lahan mulai kering, sehingga mempengaruhi kehidupan masyarakat setempat.
Oleh karenanya, masyarakat di Kabupaten Klungkung melakukan tradisi Meracu Mejaga-jaga ini. Tradisi dengan mengarak seekor sapi ini tentunya selalu menarik perhatian baik warga setempat maupun wisatawan.
Sapi yang dipilih juga tidak sembarang dan hanya bisa dipilih oleh keturunan pemangku prajapati, pemangku catua pata, serta pamong dalem. Sapi juga harus Sapi Cula atau sapi jantan dan tentunya juga harus benar-benar sehat.
Mekare-Kare (Perang Pandan)

Credit: Pesona Indonesia
Setiap tahun, warga Desa Tenganan mengadakan tradisi untuk menghormati para leluhur dan Dewa Indra. Dewa Perang ini bertempur melawan Maya Denawa, raja keturunan raksasa yang sakti dan sewenang-wenang melarang rakyatnya menyembah Tuhan.
Dalam upacara ini, masyarakat menggunakan senjata pandan berduri yang kemudian memotongnya dengan ukuran yang sama dan mengikatnya menyerupai senjata perang. Sebelum upacara dimulai, mereka mengolesi tubuh peserta dengan ramuan tradisional dari parutan kunyit dan lengkuas serta menambahkan minyak kelapa sebagai obat.
Budaya unik khas Bali selalu berhasil memikat pengunjung dengan keindahan dan makna filosofisnya. Jika kamu ingin merasakan pesona budaya Bali secara langsung, jangan ragu untuk mengunjungi pulau ini dan ikut menyelami keunikan tradisi yang tak akan kamu temukan di tempat lain!