Pernahkah kamu membayangkan berwisata ke negeri Tiongkok tanpa harus keluar dari Indonesia? Jika belum, kamu bisa mewujudkannya dengan mengunjungi Pagoda Avalokitesvara di Semarang! Pagoda megah ini menawarkan pengalaman wisata yang tak terlupakan dengan arsitekturnya yang unik dan menawan, perpaduan budaya Tiongkok dan Jawa yang harmonis.

Terletak di Watugong, Semarang, Pagoda Avalokitesvara merupakan pagoda tertinggi di Indonesia dengan ketinggian mencapai 45 meter. Pagoda ini terdiri dari tujuh tingkat, dengan detail ukiran yang rumit dan indah, serta dihiasi dengan berbagai patung Buddha dan Dewi Kwan Im. Setiap tingkatnya memiliki makna spiritual yang mendalam, mencerminkan nilai-nilai Buddhisme.

Memasuki kawasan pagoda, kamu akan disambut dengan suasana tenang dan damai. Kolam ikan koi yang mengelilingi pagoda menambah suasana asri dan menenangkan. Di sini, kamu bisa berfoto dengan latar belakang pagoda yang megah, atau simply duduk-duduk menikmati suasana yang tenang sambil merenungkan diri.

Pagoda Avalokitesvara bukan hanya tempat ibadah bagi umat Buddha, tetapi juga menjadi destinasi wisata yang populer bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Cocok untuk wisata keluarga, tempat ini menawarkan edukasi dan pengalaman budaya yang menarik bagi anak-anak. Mereka dapat belajar tentang budaya Tiongkok dan sejarah Buddhisme di Indonesia.

Sejarah Pagoda Avalokitesvara

Pagoda Avalokitesvara, juga dikenal sebagai Pagoda Kwan Im, merupakan pagoda tertinggi di Indonesia dengan tinggi mencapai 45 meter. Terletak di Vihara Buddhagaya Watugong, Semarang, pagoda ini menjadi simbol cinta kasih dan kasih sayang. Keindahan arsitekturnya yang menawan dan aura spiritualnya yang kuat menjadikan pagoda ini sebagai salah satu destinasi wisata religi yang populer di Semarang.

Sejarah pagoda ini berawal dari seorang pemuda bernama The Boan An yang menjadi Bhikkhu Ashin Jinarakkhita. Pada tahun 1955, ia bertemu dengan Goei Thwan Ling, seorang tuan tanah Semarang, saat memimpin perayaan Waisak di Candi Borobudur. Terkesan dengan kepribadiannya, Goei Thwan Ling menghibahkan sebagian tanahnya untuk membangun Vihara Buddhagaya.

Pembangunan pagoda dimulai pada bulan November 2004 dan diresmikan pada tanggal 14 Juli 2005 oleh Gubernur Jawa Tengah ke-12, Mardiyanto. Pagoda ini menjadi landmark ikonik di Semarang dan menarik banyak pengunjung, baik umat Buddha maupun wisatawan. Pembangunan pagoda ini juga menjadi simbol perkembangan agama Buddha di Semarang dan bukti toleransi antarumat beragama di Indonesia.

Daya Tarik Pagoda Avalokitesvara

• Kemegahan Bangunan Pagoda: Pagoda Avalokitesvara, dengan tinggi 45 meter dan terdiri dari 7 tingkat, menghadirkan kemegahan arsitektur Tiongkok yang memukau. Ornamen dan ukiran yang menghiasi pagoda, serta kilauan lampion di malam hari, menciptakan suasana magis yang tak terlupakan. Pengunjung dapat menaiki tangga di dalam pagoda untuk menikmati pemkamungan indah kota Semarang dari atas.
• Patung Dewi Kwan Im: Di dalam pagoda, terdapat patung Dewi Kwan Im setinggi 3 meter yang terbuat dari batu giok putih. Patung ini melambangkan kasih sayang dan welas asih, menjadi daya tarik utama bagi umat Buddha untuk beribadah dan bagi wisatawan untuk mengagumi keindahannya. Pengunjung dapat memanjatkan doa di depan patung Dewi Kwan Im untuk mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan.

• Pohon Bodhi: Di halaman pagoda, terdapat pohon Bodhi yang konon merupakan keturunan dari pohon Bodhi di India tempat Buddha Gautama mencapai pencerahan. Pohon ini menjadi simbol kesucian dan kedamaian, menarik pengunjung untuk duduk bermeditasi dan merasakan ketenangan di bawah naungannya. Konon, duduk di bawah pohon Bodhi dapat membantu meningkatkan fokus dan konsentrasi.

• Ritual Tjiam Shi: Ritual Tjiam Shi, tradisi melempar koin untuk mendapatkan ramalan, menjadi daya tarik unik bagi pengunjung. Ritual ini dilakukan dengan melempar koin ke dalam kotak yang bertuliskan berbagai pertanyaan tentang kehidupan. Hasilnya, meskipun tidak selalu akurat, dapat menjadi bahan refleksi dan nasihat bagi para pengunjung. Ritual Tjiam Shi merupakan tradisi yang sudah ada sejak lama dan masih dilestarikan hingga saat ini.