Tour JogjaYogyakarta, kota yang terkenal dengan budaya dan sejarahnya yang kaya, menawarkan berbagai wisata candi yang menarik dan memukau. Hal ini dibuktikan dari banyaknya destinasi wisata candi yang dapat dikunjungi ketika berwisata di Yogyakarta.

Candi-candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno dan menjadi saksi bisu kejayaan peradaban Hindu dan Buddha di Jawa. Berikut beberapa candi di Yogyakarta yang wajib kamu kunjungi:

Candi Prambanan

Credit : Nagan Tour

Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia dan salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Lokasinya berada di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, sekitar 17 km timur laut Yogyakarta. Candi ini berdiri pada abad ke-9 oleh Raja Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya dan dipersembahkan untuk dewa Siwa.

Terdapat tiga pelataran utama yang ada di Candi Prambanan, yaitu pelataran luar, tengah, dan dalam. Pelataran luar dihiasi ratusan candi kecil yang mengelilingi pelataran tengah. Di pelataran tengah, terdapat 88 candi perwara yang tersusun rapi dalam empat baris. Menuju inti suci, terdapat tiga candi utama di pelataran dalam, yaitu Candi Siwa, Candi Wisnu, dan Candi Brahma.

Candi Prambanan terkenal dengan arsitekturnya yang megah dan penuh makna. Candi ini terbuat dari batu andesit yang dipahat dengan detail yang sangat halus. Relief-relief yang terukir di dinding candi menceritakan kisah-kisah dari epos Ramayana dan Mahabharata, serta berbagai nilai-nilai agama Hindu.

Baca juga: 7 Tempat Wisata Keluarga Dekat Candi Prambanan, Murah & Akses Mudah

Candi Ratu Boko

Credit : Tripadvisor

Candi Ratu Boko terletak di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, sekitar 18 km timur laut Yogyakarta. Terletak di atas bukit dengan ketinggian sekitar 350 meter di atas permukaan laut, menjadikan candi ini memiliki pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk.

Candi Ratu Boko masih menyisakan banyak misteri tentang sejarah dan fungsinya. Konon, candi ini dulunya merupakan istana raja Mataram Kuno. Arsitekturnya yang unik menjadikan candi ini berbeda dengan candi-candi lainnya di Yogyakarta.

Uniknya lagi, candi ini tidak memiliki candi utama, melainkan terdiri dari berbagai bangunan, seperti gerbang, pendapa, dan gua. Bangunan-bangunan tersebut tersusun dengan rapi dan simetris, menunjukkan kemegahan dan kejayaan Kerajaan Mataram Kuno.

Candi Ijo

Credit : Kompas

Candi Ijo merupakan candi Hindu yang dibangun oleh Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-9 dan 10 Masehi, saat kerajaan ini mencapai masa kejayaannya. Mereka membangun candi ini sebagai tempat pemujaan untuk dewa Siwa dan Wisnu.

Kompleks Candi Ijo mencakup beberapa struktur candi yang tersebar di area yang luas. Mereka menempatkan candi utama di puncak bukit, yang dikelilingi oleh candi-candi kecil lainnya. Di sekitar candi utama, terdapat berbagai bangunan lain, seperti pendopo, goa, dan kolam.

Arsitektur candi ini indah dan detail sekali, meskipun saat ini kondisinya sudah tidak utuh. Relief-relief yang terukir di dinding candi menceritakan kisah-kisah dari epos Ramayana dan Mahabharata, serta berbagai nilai-nilai agama Hindu.

Candi Gebang

Credit : Tribun Jogja

Candi Gebang, peninggalan Mataram Kuno dari abad ke-9, merupakan tempat pemujaan dewa Siwa. Dibangun dengan batu andesit, candi ini memiliki arsitektur sederhana namun detail pahatannya halus. Berbeda dengan candi lain di Yogyakarta, Candi Gebang menjadi bukti kejayaan kerajaan pada masanya.

Candi Gebang memiliki kompleks bangunan yang terdiri dari candi utama, candi perwara, dan gerbang. Pertama, candi utama berbentuk persegi panjang dengan atap bertingkat-tingkat dan di dalamnya terdapat lingga sebagai simbol Dewa Siwa. Selain itu, candi perwara, yang berukuran lebih kecil, terletak di sekitar candi utama dan menambah kesan harmonis pada keseluruhan struktur. Selanjutnya, gerbang candi, yang terbuat dari batu andesit, dihiasi dengan pahatan motif rumit yang menunjukkan keahlian seni ukir pada masa itu.

Candi Sambisari

Credit : Kompas

Candi Sambisari merupakan candi Hindu yang unik karena letaknya yang berada di bawah permukaan tanah. Seorang petani yang sedang menggali sawah menemukan candi ini pada tahun 1966.Pengelola telah merekonstruksi Candi Sambisari dan membuka candi ini untuk umum sebagai tempat wisata.

Meskipun kondisinya tidak lagi utuh, Candi Sambisari tetap menampilkan arsitektur yang indah dan penuh detail. Mereka membangun candi ini dari batu andesit yang dipahat dengan detail halus. Relief-relief yang terukir di dinding candi menceritakan kisah-kisah dari epos Ramayana dan Mahabharata, serta berbagai nilai-nilai agama Hindu.

Kompleks Candi Sambisari terdiri dari candi utama, candi perwara, dan gerbang. Pada candi utama, berbentuk persegi panjang dengan atap bertingkat-tingkat dan di dalamnya terdapat lingga sebagai simbol dewa Siwa. Sedangkan, candi perwara yang lebih kecil mengelilingi candi utama, sedangkan gerbang terbuat dari batu andesit dengan pahatan motif rumit.

Candi Kalasan

Credit : Okezone Travel

Candi Kalasan menjadi candi Buddha tertua di Yogyakarta yang sudah berdiri sejak abad ke-8 Masehi. Raja Rakai Panangkaran dari Kerajaan Mataram Kuno membangun candi ini sebagai persembahan untuk Dewi Tara. Candi ini menyaksikan perkembangan agama Buddha di Jawa pada masa lalu.

Keindahan arsitektur detail menjadi daya tarik utama Candi Kalasan. Mereka membuatnya dari batu andesit yang dipahat dengan sangat halus dan memukau. Relief-relief yang terukir di dinding candi menceritakan kisah-kisah dari kehidupan Buddha dan berbagai nilai-nilai agama Buddha, menjadikannya sebuah mahakarya seni dan budaya yang tak ternilai.

Candi Kalasan memiliki tiga pelataran utama, yaitu pelataran luar, tengah, dan dalam. Di pelataran luar, terdapat gerbang candi bermotif rumit. Pelataran tengah tersusun dari candi perwara dalam empat baris, sedangkan pelataran dalam terdapat candi utama berbentuk persegi panjang dengan atap bertingkat. Di dalam candi utama, terdapat patung dewi Tara berbahan perunggu.