Chinese New Year – Indonesia merupakan negara dengan berbagai budaya dan tradisi yang sangat beragam. Tidak hanya murni tradisi lokal saja, ada juga beberapa tradisi campuran yang sudah berjalan selama berabad-abad dan melekat erat menjadi bagian dari masyarakat Indonesia. Salah satu yang paling melekat di Indonesia adalah budaya Cina.
Percampuran budaya lokal yang sudah menjadi bagian erat dari masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa yang saat kini terkenal dengan sebutan ‘Cindo’ alias Cina-Indonesia. Budaya Cina masuk bersamaan dengan migrasi besar-besaran orang Cina ke Asia Tenggara untuk berdagang sehingga berdampak besar dalam perkembangan budaya di tanah air.
Imlek sendiri merupakan penanggalan lunar yang ditetapkan pada masa Dinasti Han di Cina. Pada mulanya sempat dilarang dan hanya diperbolehkan dalam lingkup tertutup saja seperti lingkup keluarga. Perayaan Imlek mulai terbuka kembali sejak abad ke-5 Masehi sejak runtuhnya rezim orde baru.
Tradisi Imlek masyarakat Tionghoa di berbagai negara bisa saja berbeda karena biasanya sudah menyesuaikan dengan budaya dan gaya hidup masyarakat di negara tersebut tanpa menghilangkan esensi sejati dari perayaan ini.
Memberi Angpao kepada Kerabat
Angpao adalah salah satu hal yang paling ditunggu pada perayaan hari raya tahun baru Cina. Moment berbagi angpao ini umumnya diberikan oleh keluarga atau kerabat yang lebih tua dan sudah menikah. Namun, kini tak jarang kita temui orang yang belum menikah dan sudah mapan secara finansial juga turut memberikan angpao.
Angpao umumnya berwarna merah menjadi lambang keberkahan, keberuntungan, dan kemakmuran. Warna putih dalam budaya Cina biasa digunakan dalam acara berduka cita. Biasanya orang akan menghindari angka empat dalam angpao. Alasannya adalah bahwa pengucapan kata ‘empat’ dalam bahasa Mandarin terdengar terlalu mirip dengan kata ‘kematian’.
Tradisi angpao sendiri tidak hanya ada dalam tradisi Imlek, dalam tradisi lain seperti perayaan natal dan lebaran di Indonesia pun kita akrab dengan istilah ini meskipun tidak menjadi kewajiban, terutama saat masih kanak-kanak. Hanya saja, angpao dalam perayaan Imlek lebih khas dengan warna merahnya dan aturan tak tertulis yang masih melekat kuat hingga kini.
Dekorasi Rumah dengan Warna Merah
Warna merah adalah warna yang paling terang. Merah adalah warna yang melekat sangat erat dengan budaya Cina. Misalnya saja, berbagai bangunan lawas atau tradisional hingga perayaan atau prosesi-prosesi penting dalam budaya Cina biasanya akan menggunakan warna merah sebagai komposisi utamanya dengan sentuhan warna kuning-emas.
Dalam tradisi Cina, warna merah merupakan warna utama yang membawa keberuntungan dan hoki. Warna merah menjadi simbol segala bentuk energi baik untuk mendatangkan kebahagiaan, keberuntungan, kekuatan dan kemakmuran yang juga menepis segala bentuk energi negatif seperti kesialan dan sebagainya.
Tidak heran jika seluruh dekorasi pasti memiliki nuansa merah, termasuk pakaian dan angpao. Selain merah, terdapat warna pendamping lain yang biasanya digunakan dalam dekorasi Imlek, yaitu warna kuning emas yang melambangkan keagungan dan kekuasaan dari para bangsawan. Pasalnya, warna emas dulunya hanya boleh digunakan oleh keluarga kerajaan.
Makan Malam Reuni Malam Tahun Baru Imlek
Makan malam reuni bersama keluarga dan kerabat pada malam tahun baru Imlek merupakan rangkaian penting dalam perayaan Imlek. Biasanya keluarga jauh pun akan datang untuk makan malam bersama. Dalam perayaan ini, ada pula hidangan tertentu yang biasanya wajib disajikan.
Makan malam ini melambangkan kekuatan dan kesatuan keluarga atau klan. Oleh karena itu, tidak hanya hidangan saja yang penting. Bahkan, persiapan, penyajian, hingga saat tersaji juga termasuk prosesi yang penting.
Membersihkan Rumah
Umumnya orang akan membersihkan rumah saat menyambut hari raya Imlek. Sama seperti perayaan lain dalam berbagai kepercayaan pun umumnya begitu. Selain alasan kebersihan, aktivitas ini juga menjadi simbol membersihkan kesialan di tahun sebelumnya dan menyambut keberuntungan di tahun yang baru.
Ada pula pantangan membersihkan rumah pada hari raya bahkan hari-hari setelahnya karena dapat membuang keberuntungan. Kegiatan bersih-bersih tidak hanya membersihkan seisi rumah seperti menyapu, mengepel, mengelap dan merapikan barang, namun termasuk juga memperbaiki bagian rumah yang rusak.
Barongsai
Barongsai adalah singa dalam mitologi Cina yang melambangkan kekuatan, kebijaksanaan, dan keunggulan. Umumnya, dalam perayaan tahun baru Cina selalu ada pertunjukkan Barongsai. Kekuatan dari tarian dan keberadaan Barongsai bertujuan untuk mengusir roh jahat dari lokasi dan mengundang keberuntungan.
Nama asli dari kesenian ini adalah ‘Wu Shi’. Nama ‘Barongsai’ yang dikenal di Indonesia merupakan cerminan akulturasi Tiongkok di Indonesia. ‘Barong’ berasal dari kesenian boneka Bali yang dimainkan oleh manusia di dalamnya. Sementara ‘Sai’ dalam bahasa Hokkian berarti singa. Warna yang di
Berdoa di Kuil
Ibadah di kuil menjadi tradisi wajib setiap tahunnya. Sama seperti ibadah dalam kepercayaan lain, pasti ada prosesi khusus pada perayaan tersebut yang berbeda. Biasanya dilakukan pada hari ketiga pada perayaan Imlek. Masyarakat Tionghoa akan berkunjung ke kuil untuk menyalakan dupa dan membuat permohonan.
Selain berdoa di kuil, beberapa negara juga ada tradisi pelepasan lampion dengan membuat permohonan tertentu. Beberapa daerah di Indonesia pun akan melakukan tradisi serupa namun bukan menjadi tradisi wajib yang selalu diadakan besar-besaran di semua daerah.
Memakan Makanan Tertentu
Pada perayaan Imlek, terdapat hidangan tertentu yang biasanya harus ada selama musim festival 16 hari, terutama pada malam tahun baru Imlek. Berbagai jenis hidangan tersebut bisanya memiliki arti tersendiri yang dapat membawa hal baik.
Masyarakat Tionghoa meyakini hal ini dapat mendatangkan keberuntungan pada tahun yang baru. Beberapa hidangan tersebut berupa seperti olahan ikan, dumpling, lumpia, kue beras ketan, tangyuan, mie panjang umur, buah bulat berwarna kuning sebagai buah keberuntungan seperti pomelo dan jeruk.
Di Indonesia, biasanya masyarakat modern Tionghoa juga menyediakan kue keranjang di rumah untuk diberikan kepada kerabat sebagai parcel. Bahkan, saat ini pun banyak perusahaan Cina yang memberikan parcel khas pada saat Imlek kepada pegawainya.
Petasan dan Kembang Api
Perayaan tahun baru Imlek tidak lengkap tanpa petasan merah dan kembang api. Biasanya orang akan begadang untuk menunggu tengah malam dan menyaksikan kembang api. Banyak negara yang biasanya menyelenggarakan sebuah perayaan kembang api untuk memeriahkan malam tahun baru Imlek, termasuk Indonesia.
Budaya Tionghoa meyakini bahwa hal ini dapat menakuti roh jahat atau menjauhkan energi negatif dari tahun yang lalu ke tahun berikutnya. Bukan hal aneh, pasalnya juga sudah menjadi kebiasaan masyarakat modern menggunakan kembang api dalam berbagai perayaan untuk memeriahkan suasana acara.
Baca Juga:
Terbang ke Cina-nya Indonesia, Melihat Megahnya Maha Vihara Adhi Maitreya