10 Desa Adat di Indonesia, Kekayaan Budaya yang Tiada Duanya – Sudah menjadi hal tersohor di dunia bahwa Indonesia memiliki berbagai macam suku dan kebudayaan. Dari sabang sampai Marauke terhampar 850 lebih Bahasa daerah dan 1.340 suku bangsa membuat bangsa Indonesia sangat majemuk. Hal inilah yang membuat Indonesia banyak menarik perhatian wisatawan baik wisatawan domestic maupun wisatawan asing.
Jika membicarakan soal suku dan budaya, kita tidak bisa lepas dari yang namanya “tempat tinggal/ asal”. Masih banyak suku-suku di Indonesia yang bertempat tinggal di Desa Adat. Desa-desa adat ini begitu menarik perhatian karena keunikan yang tiada duanya.
Berkunjung ke desa adat merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Kita bisa belajar sejarah, suku dan kebudayaan di desa tersebut. Selain itu, hampir semua desa adat masih alami sehingga sangat nyaman untuk berkeliling menghirup udara segar.
Berikut 10 Desa Adat di Indonesia yang Unik dan Tiada Duanya, simak ulasan ini sampai akhir yaa..
-
Desa Wae Rebo, Nusa Tenggara Timur
Desa Wae Rebo adalah sebuah desa adat yang terletak di dusun terpencil tepatnya di Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur. Des aini terkenal dengan sebutan kampung di atas awan, Wae Rebo terletak di ketinggian 1000 mdpl dikelilingi oleh perbukitan yang sangatlah asri. Wae Rebo dinyatakan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada Agustus 2012 menyisihkan 42 negara lain.
Meski lokasinya berada jauh dari keramaian dan sulit terjangkau, namun Kampung Wae Rebo sangat terkenal terutama oleh wisatawan asing Negara-negara di Eropa karena desain arsitekturnya yang memiliki daya tarik tinggi. Salah satu hal yang menarik dari Desa Wae Rebo adalah rumah adatnya yang berbentuk kerucut dan atapnya terbuat dari daun lontar. Hasil kerajinan tangan warga, hasil kopi, vanili dan kulit kayu manis laris sebagai barang cendera mata yang dibawa pulang oleh wisatawan denga harga yang memuaskan
-
Desa Praijing dan Ratenggaro, Sumba Barat
Desa Adat Praijing berlokasi di Desa Tebara, Kecamatan Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat sedangkan Desa Adat Ratenggaro berlokasi di Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Rumah-rumah tradisional di kedua desa adat ini ini dikenal dengan nama Uma Bokulu yang artinya rumah besar dan Uma Mbatangu, yang memiliki arti rumah menara. Selain itu, desa-desa adat ini juga menyajikan pesona keindahan alam Sumba yang sangat memukau, mulai dari hamparan sawah, rumah adat tradisional, hingga batu-batu Megalitik (batu-batu besar) yang dapat dengan mudah ditemukan.
Perbedaan di kedua desa adat ini terletak pada view nya. Jika di Desa Praijing kamu akan disuguhi pemandangan Bukit Praijing yang mempesona, di Ratenggaro kamu akan mendapatkan panorama pantai Sumba Barat yang aduhai. Tinggal pilih mana yang jadi favoritmu.
-
Desa Torosiaje, Gorontalo
Desa Torosiaje terkenal dengan desa tempat tinggal Suku Bajo. Suku Bajo di Sulawesi terkenal suka melaut dan merupakan nelayan handal. Tempat tinggal mereka pun menjadi desa adat unik di Indonesia yang sayang untuk dilewatkan. Jika kamu sedang berwisata ke Gorontalo jangan lupa singgah ke Desa Torosiaje.
Desa Torosiaje berada di Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Berkunjung ke desa ini akan memberikan pengalaman yang menarik karena di sana pengunjung bisa melihat hunian dan kehidupan orang-orang yang jauh berbeda dari kawasan perkotaan.
Desa Torosiaje berada di atas air laut Teluk Tomini. Jaraknya sekitar 600 meter dari daratan dan dihuni 389 keluarga. Jika dilihat dari atas, perkampungan ini membentuk pola huruf U.
semua hunian warga Desa Torosiaje terbuat dari kayu, dengan pondasi dari batang pohon yang cukup besar dengan ketinggian sekitar tiga hingga lima meter dari atas permukaan laut.
Desa Torosiaje biasanya akan banyak dikunjungi wisatawan, bahkan bisa 100 lebih per orang, pada masa-masa libur sekolah atau di akhir pekan. Untuk semakin menarik minat para wisatawan, penduduk warga Desa Torosiaje juga telah menyediakan penginapan dengan harga yang cukup terjangkau, sekitar 100 hingga 150 ribu rupiah per malam.
-
Desa Adat Baduy, Banten
Suku Baduy merupakan suku di pulau jawa tepatnya di Banten yang masih memegang teguh adat istiadat mereka. Suku Baduy ini tinggal di desa Adat Baduy yang terbagi menjadi dua bagian, Baduy Dalam dan Baduy Luar.
Untuk menuju ke desa ini kamu harus mempersiapkan diri untuk trekking. Suku Baduy terkenal sangat teguh memegang aturan, seperti tidak menggunakan sabun, shampo dan pasta gigi jika mandi di sungai, tidak membuang sampah sembarangan hingga tidak boleh mengambil foto dan video di Baduy Dalam.Kunjungan ke Desa Adat Baduy bisa dilakukan di luar bulan Februari, Maret dan April.
-
Desa Adat Trunyan, Bali
Daya tarik pulau Bali bukan hanya karena keberadaan tempat rekreasi alam saja, seperti pantai Kuta, atau keindahan alam pegunungan di Kintamani dan danaunya seperti di danau Beratan Bedugul, tetapi juga karena berbagai tradisi dan budaya uniknya, sanggup membuat wisatawan ingin mengenal lebih dekat tentang budaya dan tradisi yang ada.
Adalah sebuah desa tua Bali kuno yang dinamakan desa Trunyan, memiliki tradisi unik dengan tata cara pemakaman orang meninggal. Desa adat Bali Kuno ini dikenal sebagai desa Bali Aga yang merupakan penduduk asli pulau Bali.
Untuk menuju pemakaman desa adat Trunyan tersebut, maka kamu harus sewa perahu dari penduduk setempat, dermaga penyeberangan tersebut ada di desa Kedisan dan Toya Bungkah, bahkan anda bisa sewa sekaligus dengan pemandu wisata, sehingga anda merasa nyaman dan puas selama perjalanan liburan dan wisata ke tempat ini.
-
Nagari Pariangan, Sumatra Barat
Desa yang masuk dalam 16 besar Most Picturesque Villages versi majalah Travel Budget Amerika Serikat ini wajib kamu kunjungi jika sedang berlibur ke Sumatera Barat. Di sini kamu bisa menemukan warga masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadatnya. Konon katanya, desa ini merupakan tempat asal muasal masyarakat Minangkabau.
Di desa ini kamu bisa menemukan beberapa rumah gadang khas Minang. Namun, ada satu bangunan mencolok yang tidak menyerupai rumah gadang, yaitu Masjid Ishlah. Masjid ini merupakan bangunan tertua di Nagari Pariangan yang ternyata mengadopsi gaya arsitektur dataran tinggi Tibet.
-
Desa Adat Gumantar, Lombok
Lombok tidak hanya terkenal dengan pemandangan pantainya yang indah tapi juga kekayaan budayanya. Desa Adat Gumantar merupakan salah satu desa unik di Indonesia yang jadi bukti kekayaan budaya warga Lombok. Rumah-rumah tradisional dari bambu masih dipertahankan di area perkampungan.
Para penduduknya bahkan masih banyak yang memakan daun sirih. Jadi jangan kaget bila saat berkunjung kamu ditawari untuk mencoba makan daun sirih ya! Ada pula satu tradisi lagi yang tidak boleh kamu lewatkan ketika berkunjung kemari yaitu proses memintal benang yang masih dilakukan secara tradisional. Menarik sekali, bukan?
-
Desa Dayak Pampang, Kalimantan
Adalah desa adat yang paling mudah diakses dari Ibukota Provinsi Kalimantan Timur. Di sana traveler bisa belajar soal suku Dayak. Desa Budaya Pampang terletak di pinggir Kota samarinda tepatnya 23 kilometer dari Pusat Kota Samarinda. Desa Adat Pampang sangat dekat dari Bandara APT Pranoto Samarinda.
Setiap Hari minggu siang, Desa Adat Pampang menampilkan Pentas Seni berupa atraksi Seni Tari tradisional Khas Suku Dayak Kenyah. Acara pentas Seni ini selalu ramai didatangi wisatawan domestik maupun mancanegara. Tidak lengkap jika datang ke Kota Samarinda, tapi belum mengunjungi Desa Adat Pampang.
Menikmati Pampang tidak cukup hanya melalui atraksi budayanya saja. Masyarakat Adat Pampang memiliki satu pesona yang belum banyak orang ketahui, yaitu Sungai Pampang yang eksotis.
Sungai Pampang dapat diakses 1,5 jam dari Lamin Utama Desa Pampang. Sungai alami yang memiliki 3 air terjun dan banyak mata air serta kolam alam yang cukup besar. Sungai Pampang diapit Tebing yang indah dan bagus untuk foto. Selain itu kita masih bisa menjumpai pohon berakar banir yang cukup besar.
-
Desa Adat Amatoa, Bulukumba
Desa adat Ammatoa merupakan wilayah tempat tinggal Suku Kajang Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Salah satu desa adat di Indonesia ini lokasinya berada di wilayah Desa Tana Towa.
Warna hitam merupakan simbol yang telah melekat pada Suku Kajang. Sampai baju seragam anak sekolah pun bawahannya berwarna hitam lho. Suku Kajang juga masih memegang teguh hukum adat setempat yang mengutamakan asas sederhana sehingga banyak yang mengagumi pola hidup Suku Kajang sebagai pola hidup yang seimbang dengan pelestarian lingkungan.
-
Kampung Tablanusu, Papua
Kampung Tablanusu di Papua ini merupakan desa adat di Indonesia yang didiami oleh para nelayan. Namun berbeda dengan kampung nelayan pada umumnya yang berada di pinggiran pantai berpasir atau bahkan terapung, Kampung Tablanusu sebagian besar wilayahnya didominasi oleh batu koral.
Di desa ini juga terdapat danau berair jernih serta pantai yang cantik lho. Untuk bisa berkenalan dengan warga asli Kampung Tablanusu kamu harus mencoba menginang dengan campuran buah pinang, sirih dan kapur. Berani mencoba?
Nah itu tadi 10 Desa Adat di Indonesia dengan kekayan budaya yang tiada duanya. Kita sebagai bangsa Indonesia sepatutnya berbangga dengan kekayaan budaya yang kita miliki. Walaupun kita hidup di kota, sangat amat baik jika kita juga mencontoh kearifan budaya yang mereka pegang teguh seperti menjaga alam, kebersihan dan keharmonisannya.