Wisata Jogja – Seperti yang kita tahu, Jogja menjadi salah satu kota yang paling banyak mendatangkan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Hal ini tidaklah aneh, mengingat banyaknya destinasi wisata di kota ini. Salah satunya yang menjadi favorit banyak orang adalah Kampung Flory.

Destinasi berbasis agrowisata dengan sistem desa wisata ini tidak sekedar menawarkan keindahan alam dan keseruan dalam berwisata, namun juga mengusung konsep edukatif. Konsep seperti inilah yang belakangan banyak diminati oleh kalangan. Jadi sangat cocok buat kamu yang mencari sesuatu yang baru.

Rute dan Lokasi Kampung Flory

Credit : Tourismnews

Kampung Flory beralamat lengkap di Rt 05, Rw 11, Jugang, Plaosan, Tridadi, Kec. Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55511. Jika kamu berangkat dari pusat kota Yogyakarta, diperkirakan jarak yang ditempuh sekitar 19 kilometer. Akses jalan menuju destinasi wisata satu ini juga terbilang cukup baik, karena letaknya memang tidak jauh dari pusat kota.

Jam Operasional dan Harga Tiket

Untuk jam operasional, Kampung Flory buka setiap hari dari pukul 09.00 – 21.00 WIB. Sedangkan untuk harga tiket masuk ke sini hanya Rp15.000,00/orang. Kamu akan mendapatkan free minuman saat pembelian tiket masuk. Sebagai tambahan, sebaiknya kamu berkunjung pada hari biasa jika ingin mendapatkan suasana yang lebih tenang.

Daya Tarik Kampung Flory

Credit : Tripadvisor

Membentang seluas 4 hektar, Kampung Flory menjelma menjadi destinasi wisata favorit bagi rombongan wisatawan. Tak perlu khawatir dengan keramaian, karena di sini Anda akan disambut dengan hamparan hijau dedaunan, kesegaran buah-buahan langsung dari pohonnya, dan beragam kuliner khas pedesaan yang memanjakan lidah.

Kampung Flory menawarkan berbagai zona dengan tema yang berbeda. Zona Taruna Tani siap memanjakan lidah dengan kuliner lezat dan memanjakan mata dengan kebun tanaman hias dan buah. Zona Dewi Flory menghadirkan suasana alam yang asri dengan berbagai pilihan penginapan. Bagi pecinta wisata petik buah, Zona Agro Buah menjadi pilihan yang tepat.

Bagi para pencinta fotografi, Kampung Flory bagaikan surga. Setiap sudutnya menawarkan spot foto yang instagramable, mulai dari jembatan gantung, ornament kapal, pendopo, taman bunga, hingga spot foto menarik lainnya.

Belajar Bertani dan Berkebun Langsung dari Ahlinya

Credit: Rumah123

Hal yang paling menarik di Kampung Flory adalah kamu bisa belajar seputar pertanian dan perkebunan. Seperti mengenal jenis tanaman, bagaimana merawatnya, hingga cara menata tanaman hias di pekarangan rumah. Ada juga taman edukatif yang berisikan bunga, buah, sayuran, serta tanaman obat.

Menariknya lagi, para pemandu wisata disini sudah dibekali berbagai ilmu pengetahuan langsung oleh Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman. Jadi kamu tidak perlu ragu akan kredibilitas para pemandu di sini.

Petik Buah

Credit: Wisatahits

Sebagai agrowisata, tidak heran jika aktivitas petik buah menjadi salah satu andalan dari objek wisata satu ini. Kamu bisa merasakan sensasi memilih dan memetik buah matang langsung dari pohonnya. Selain masih sangat segar, pasti kamu sudah bisa membayangkan betapa nikmatnya menyantap buah yang kamu petik sendiri. 

Sajian Kuliner Ndeso di Kampung Flory

Credit: gudeg.net

Sesuai dengan jargonnya, yakni Bali Ndeso, menu kuliner yang disajikan di objek wisata ini, kebanyakan berupa makanan rumahan yang ndeso. Untuk harganya sangat ramah di kantong, yaitu berkisar Rp10.000,00 – Rp50.000,00 saja. Rasa masakannya tidak perlu ditanya lagi, sangat enak dan dijamin buat nagih.

Sensasi Terapi Ikan di Kolam

Credit: gudeg.net

Jika kamu berkunjung ke Kampung Flory, kamu wajib mencoba terapi ikannya. Kolam-kolam terapi ini dihias dengan batu kali sebagai tempat duduk, sehingga pengunjung bisa melakukan terapi sambil merelaksasikan diri. Pastinya terapi ini juga baik untuk kesehatan loh.

Penginapan

Credit: Bali Post

Bagi kamu yang ingin lebih lama berada di sini, kamu bisa menyewa homestay yang sudah disediakan. Selain itu, pengelola juga menyiapkan beberapa tempat yang bisa digunakan wisatawan untuk menggelar pertemuan, rapat, atau semacamnya. Tentunya dengan kapasitas yang beragam, mulai dari 80 orang hingga 300 orang.