Trip Banyuwangi – Banyuwangi menjadi salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki beragam potensi wisata unggulan. Tak hanya wisata alam saja, wisata edukasi harus ada di daftar kunjungan kalian saat berada di Banyuwangi. lho.
Desa Wisata Adat Osing Kemiren berlokasi di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Pernahkah kalian mendengar suku Osing? Suku Osing merupakan penduduk asli Kabupaten Banyuwangi yang berada di Desa Kemiren.
Desa Kemiren memiliki daya tarik yang beragam, mulai dari budaya, tradisi lisan, adat istiadat, bahasa, kesenian, pengetahuan, kuliner, teknologi dan permainan tradisional. Dengan adanya keberagaman daya tarik tersebut, menjadikan Desa Kemiren sebagai culture site yang berada di bawah naungan kawasan Ijen Geopark.
Wisatawan domestik hingga mancanegara wajib banget untuk mempelajari kentalnya kebudayaan penduduk asli Kabupaten Banyuwangi. Yuk simak ragam aktivitas apa saja yang dapat kalian lakukan ketika berwisata edukasi pada culture site berikut ini.
Tradisi Gedhogan
Tradisi Gedhogan merupakan sebuah aktivitas atau tradisi yang dilakukan secara turun menurun sebagai ungkapan syukur penduduk suku Osing atas panen yang mereka dapatkan. Gedhogan memiliki arti menumbuk beras atau tepung di dalam lesung dengan alu.
Wisatawan dapat menyaksikan penampilan para penduduk khususnya penduduk wanita yang berusia 60 tahunan untuk melakukan pertunjukan seni yang jarang sekali ditemukan di Desa Wisata lainnya.
Pertunjukan ini menjadi kesenian yang unik, karena pada penampilannya, para penduduk wanita memukulkan lesung dengan alu yang diiringi oleh alunan suara angklung dan tabuhan gendang yang syahdu.
Pembuatan Kopi Tradisional
Desa Wisata Adat Osing Kemiren terkenal sebagai penghasil kopi dengan cita rasa yang khas. Kopi yang dihasilkan oleh Desa Kemiren dikenal dengan nama kopi Jaran Goyang.Dalam pembuatannya, kopi ini dibuat menggunakan alat yang sederhana seperti tungku tanah liat dan kayu bakar. Sehingga cita rasa dan aroma yang dihasilkan akan lebih lembut dibandingkan dengan kopi lainnya.
Wisatawan dapat menyaksikan kepiawaian penduduk suku Osing dalam menyajikan secangkir kopi serta wisatawan dapat melakukan aktivitas edukasi dengan melakukan pembuatan kopi menggunakan metode tradisional.
Wisatawan akan diajarkan bagaimana cara menumbuk, menyangrai di wajan bertungku tanah liat, menyaring biji kopi hingga menyajikan secangkir kopi yang nikmat.
Baca Juga: Mengintip Pesona Keindahan Alam Banyuwangi
Pertunjukan Budaya Barong Osing
Suku Osing memiliki ritual tahunan yang rutin dilakukan yaitu Tradisi Barong Ider Bumi atau ciri khas dari lebaran masyarakat suku Osing. Tradisi tersebut dianggap sebagai bentuk syukur atas keselamatan masyarakat dan sebagai upaya pengusiran roh jahat yang dipercaya dapat menjadi malapetaka bagi kemakmuran seluruh desa.Wisatawan dapat melihat sajian seni pertunjukan seperti Tradisi Barong Ider Bumi setiap tanggal 2 syawal atau hari kedua di Hari Raya Idul Fitri pada pukul 14.00 WIB. Tradisi ini dimulai dari mengarak barong menuju tempat syukuran yang diawali dengan 2 orang pembawa umbul-umbul khas Desa Kemiren. Kemudian diikuti oleh sekelompok kesenian barong yakni sepasang penari macan-macanan dan disusul oleh penampilan Barong yang diiringi oleh kelompok musik.
Tradisi ini diikuti oleh penabur sesajen, ibu-ibu pembawa bokor kuning sesaji, kelompok Jebeng-Tuling dan pembawa tumpeng, kelompok jaran kecak, kelompok musik rebana dan aparat desa. Tradisi ini ditutup dengan doa bersama dalam bahasa Osing dan bahasa Arab serta makan bersama dengan menyantap menu khas Osing yakni Pecel Pithik.
Kunjungan Rumah Adat Suku Osing
Pernahkah kamu melihat rumah adat suku Osing? Rumah adat suku Osing memiliki ciri khas yaitu ukiran kayu pada daun pintu dan bentuk atap yang terdiri dari 3 jenis, diantaranya atap empat sisi (Tikel Balung), atap tiga sisi (Baresan), atap dua sisi (Crocogan).
Wisatawan dapat berkomunikasi dengan masyarakat lokal suku Osing untuk mempelajari kebudayaan seperti penyimpanan batik dalam toples agar tetap keindahan batik tetap terjaga. Masyarakat lokal juga memiliki tradisi yang dapat dipelajari oleh wisatawan, seperti tradisi mepe kasur yang disimbolkan sebagai penolak bala atau musibah.
Memasak di Dapur Suku Osing
Masyarakat suku Osing memiliki masakan khas seperti Pecel Pithik, Tahu Walik dan Uyah Asem. Wisatawan dapat menikmati kuliner lokal yang lezat ketika masyarakat suku Osing menggelar festival jajanan dan kuliner lokal. Selain itu, wisatawan juga diizinkan untuk memasuki area dapur suku Osing yang autentik dengan ikut serta memasak makanan khas Banyuwangi.
Dalam menunjang aktvitas wisata, pengelola Desa Wisata Adat Osing Kemiren memberikan fasilitas pendukung wisata seperti toilet umum yang bersih dan nyaman, balai pertemuan, cafeteria, musholla, spot foto, tempat makan, wifi area dan parkiran kendaraan roda dua dan roda empat.