Tour Jogja – Berwisata menjadi salah satu kegiatan yang paling ditunggu-tunggu setiap orang. Kamu tentu menunggu masa itu kan? Nah, bagi kamu yang ingin menikmati suasana yang berbeda-beda, kamu perlu ke kota yang terkenal dengan keistimewaannya, yaitu kota Yogyakarta.

Yogyakarta seringkali menjadi kota favorit yang dikunjungi wisatawan. Kota ini merupakan tempat yang tidak ada habisnya soal wisata, baik dari wisata alam, wisata kuliner, dan wisata lainnya. Kamu butuh wisata yang menantang? Cukup kunjungi beberapa tempat wisata yang bernuansa mistis dengan legenda dan ceritanya.

 

 

Pantai Parangtritis

Credit: Travel Kompas

Pantai Parangtritis adalah pantai yang menjadi favorit muda-mudi maupun keluarga yang ingin berlibur. Pantai Parangtritis terkenal dengan legenda Nyi Roro Kidul, ratu penunggu pantai ini. Mitos yang beredar, kamu diwajibkan menghindari memakai pakaian berwarna hijau. Warna hijau ini diyakini akan menarik perhatian Nyi Roro Kidul.

Kawasan yang terletak di Kelurahan Parangtritis ini tidak jauh dari pusat kota Yogyakarta. Pantai Parangtritis memiliki pesona keindahan alamnya. Kamu bisa melakukan banyak aktivitas di kawasan ini, seperti bersantai, menyewa ATV, atau menaiki kuda.

 

Goa Selarong

Credit: Lensanasrul

Goa Selarong menjadi tempat wisata alam sekaligus wisata religi dan sejarah. Goa ini menjadi salah satu tempat perjuangan Pangeran Diponegoro. Penjajahan Belanda pada tahun 1852 hingga 1830 menjadi salah satu aksi gerilya Pangeran Diponegoro bersama pasukannya di goa ini.

Tempat ini dikatakan memiliki pintu tak kasat mata karena pada saat itu Pangeran Diponegoro dengan pasukannya masuk ke goa tanpa terlihat dari luar. Gending-gending Jawa akan terdengar setiap malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon. Mistisnya, saat didatangi, tidak ada aktivitas apapun di goa tersebut.

 

Taman Sari

Credit: Travel Kompas

Taman Sari merupakan puri di atas air atau Water Kasteel pada zaman Belanda. Tempat yang menjadi situs bekas taman atau kebun istana Keraton Yogyakarta ini adalah karya dari Theresiana Ani Larasati. Konon, tempat ini memiliki banyak cerita tentang aktivitas paranormal. Bahkan pengunjung kerap melihat penampakan atau mendengar suara aneh dalam kompleks.

Taman Sari terletak di kompleks Keraton Yogyakarta yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I di abad ke-18. Kawasan yang dulunya menjadi kolam pemandian bagi sultan, istri, serta putra-putrinya ini memiliki nuansa kuno dan pemandangan yang mempesona dari lorong-lorong bangunannya.

 

Baca juga: 7 Penginapan di Jogja Dekat Pantai, Pilihan Liburan Romantis

 

Alun-Alun Kidul

Credit: JPNN Jogja

Jika kamu mengunjungi Yogyakarta, kurang lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Alun-Alun Kidul. Alun-Alun Kidul adalah salah satu alun-alun terkenal yang memiliki pepohonan yang sangat besar dan menimbulkan suasana yang mistis.

Mitosnya jika ada yang berhasil berjalan di antara dua beringin dengan mata tertutup, berarti orang tersebut memiliki hati yang bersih. Ritual ini biasa disebut Masangin, ritual yang terkenal di Alkid Yogyakarta. Selain itu, kamu juga bisa kulineran atau mengelilingi alun-alun menggunakan sepeda hias yang disewakan.

Tempat ini berlokasi di belakang Keraton Yogyakarta. Kamu bisa datang kapan saja jika ingin mengunjungi Alun-Alun Kidul, karena tempat ini buka 24 jam serta tidak memerlukan biaya masuk. Hanya saja kamu perlu mempersiapkan uang untuk berkuliner, menyewa hiburan, atau membayar parkir.

 

Makam Imogiri

Credit: Liputan6

Makam Imogiri atau Pasarean Imogiri ini menjadi tempat peristirahatan terakhir Raja-raja Mataram. Area makam ini didominasi oleh nuansa batu merah, yang menjadi ciri khas arsitektur Islam Jawa atau Islam Hindu.

Kompleks Makam Raja ini terdiri dari delapan kedaton, yaitu Kedaton Sultan Agungan, Kedaton Pakubawan, dan yang lainnya. Di bagian daun pintu yang bisa dibuka tutup dan ornamen sayap pada kedua sisi tiap-tiap kedaton ini memiliki filosofi dalam Jawa yang berarti memandang arwah yang lepas dari badan.

 

Nah, dari kelima tempat wisata di atas, kamu ingin mengunjungi yang mana?