Destinasi Yogyakarta | Tiket Masuk Rp15,000 | Adventure Level |
Destinasi Yogyakarta | Tiket Masuk Rp15,000 | Adventure Level |
Taman Sari Yogyakarta merupakan cagar budaya warisan Keraton Yogyakarta yang masih dapat kita lihat berdiri gagah. Taman Sari dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan HB I, pada tahun 1758.
Sampai saat ini istana Taman Sari sudah mengalami beberapa kali renovasi, sehingga terllihat menarik tanpa menghilangkan nilai historisnya.
Gaya arsitektur unik yang memadukan Jawa dengan Portugis menjadi daya tarik utama dari Taman Sari Yogyakarta.
Sehingga meskipun kondisinya sudah tidak utuh lagi, seperti saat di fungsikan dulu, tapi tetap bisa mengundang perhatian para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Terlebih lagi, meskipun landmark ini merupakan bagian dari bangunan Keraton Yogyakarta, gaya arsitektur yang diusung berbeda dengan bangunan utama, baik dari sisi artistik maupun sisi fungsional.
Karena Taman Sari lebih menonjolkan bagian pemandian yang membuatnya mendapat julukan Water Castle atau Istana Air.
Perbedaan itulah yang membuat para wisatawan yang telah berkunjung ke Keraton Yogyakarta masih belum lengkap rasanya, jika belum singgah ke Taman Sari.
Selain itu, banyaknya pengunjung yang memenuhi Taman Sari setiap harinya juga disebabkan lokasi landmark ini yang berada di wilayah yang cukup strategis, di tengah kota.
Salah satu keindahan Taman Sari Yogyakarta, yaitu memiliki kolam air pemandian yang dikelilingi benteng setinggi 6 meter.
Saat memasuki pintu gerbang Taman sari, kamu akan melihat gambar yang menceritakan keadaan Taman sari pada waktu yang lalu.
Pada masa tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa dahulu Taman sari Yogyakarta terdapat kebun buah-buahan yang dapat di petik Sultan setiap hari.
Situs bersejarah ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I sekitar tahun 1758-1765.
Awalnya, taman yang berjuluk “The Fragrant Garden” ini memiliki luas hingga 10 hektar lebih, dengan jumlah bangunan yang berdiri di atasnya sebanyak 57 bangunan, yang meliputi gedung, kolam pemandian, danau serta pulau biatan beserta lorong bawah air, kanal air, jembatan gantung, dan beberapa jenis bangunan lain.
Taman Sari ini secara efektif dimanfaatkan sekitar tahun 1765-1812. Dulu tempat ini dijadkan sebagai tempat rekreasi dan taman bagi keluarga kerajaan.
Selain sebagai taman rekreasi bagi raja dan keluarganya, Taman Sari juga kerap dijadikan tempat bermeditasi bagi sang Raja sekaligus tempat untuk merancang strategi perang.
Taman Sari juga berfungsi sebagai benteng pertahanan bagi keluarga raja. Tak heran jika bangunan ini dilengkapi dengan menara pengawas dan lorong-lorong bawah tanah sebagai jalur pelarian. Konon lorong-lorong rahasia tersebut mengarah ke kawasan Pantai Selatan.
Kompleks Taman Sari terbagi atas 4 bagian, yaitu danau beserta pulau buatan di sisi sebelah Barat, Pemandian Umbul Binangun di sebelah Selatan danau buatan, Kolam Garjiwati dan Pasarean Ledok Sari yang juga berada di bagian Selatan, serta beberapa bangunn yang berdiri di sisi sebelah Timur danau buatan hingga kearah Timur, dan Tenggara Kompleks Magangan.
Saat ini bangunan yang masih tersisa dan dikunjungi oleh wisatawan adalah Sumur Gemuling, Umbul Pasiraman, Gedhong Gapura Hageng dan Gedhong Gapura Panggung, lorong bawah tanah, masjid pendem, serta reruntuhan Gedhong Kenongo.
Meski hanya berupa reruntuhan, bangunan-bangunan tersebut tetap terlihat indah dan menawan.
Lokasi Taman Sari berada di wilayah yang cukup strategis yaitu, beralamat di Jalan Komplek Taman Sari, Kelurahan Patehan, Kecamayan Kraton, Kota Yogyakarta, yang sejak dulu hingga kini kawasan tersebut merupakan kawasan rekreasi.
Untuk bisa sampai ke Taman Sari ini tidak begitu sulit, karena dari Keraton Yogyakarta hanya berjarak sekitar 1 km. Tepatnya dekat dengan alun-alun Selatan Yogyakarta.
Jika berangkat dari Jalan Malioboro tinggal membawa kendaraan menuju ke arah Keraton atau Alun-alun Utara Jogja, selanjutnya mengambil jalan yang ada di Barat Alun-alun.
Saat bertemu dengan perempatan pertama, ambil jalan yang berbelok ke kiri dan ikuti jalan tersebut hingga tiba di lokasi.
Jika tidak ingin repot, kamu bisa menitipkan kendaraan di tempat parkir Keraton yang lokasinya di sebelah Timur Alun-alun, kemudian naik beach dengan tariff Rp 10.000- Rp 15.000.
Di atas becak disepanjang jalan menuju Water Castle ini, kamu bisa sambil menikmati keindahan bangunan-bangunan kuno yang menghiasi beberapa titik jalan.
Jika kamu datang dari arah Utara, ada dua cara untuk mencapai tempat ini. Yang pertama adalah melewati Pasar dan Plaza Ngasem.
Silahkan masuk dan temukan gang KP III. Dari gang tersebut belok kiri dan jalan kaki sekitar 200 m. Pulo Kenongo sudah menyambutmu dengan ramah.
Sedangkan jika ingin masuk melalui gerbang utama, dari Pasar Ngasem kamu bisa naik becak ke arah Alun-alun Selatan.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 500 meter kamu akan bertemu dengan Jalan Taman Sari.
Harga tiket yang perlu kamu bayarkan untuk menikmati keindahan kastil ini hanya seharga Rp 5.000 untuk wisatawan lokal dan Rp 12.000 untuk wisatawan asing.
Jika ingin mengetahui lebih lengkap tentang sejarah Taman Sari dan fungsi dari setiap bangunan yang ada di tempat ini, kamu bisa menyewa pemandu wisata dengan tariff Rp 25.000- Rp 30.000.
Pastikan guide yang memnadu kunjunganmu berlisensi ya, karena tidak sedikit pemandu wwisata di Taman Sari yang tidak memiliki lisensi.
Sehingga informasi yang disampaikan bertolak belakang dengan fakta sejarah dan cenderung menyampaikan cerita-cerita bombastis yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Taman Sari adalah kompleks bangunan yang sangat fotogenik. Hampir semua sudut bangunan menarik untuk diabadikan dalam foto.
Tak heran jika tempat ini menjadi salah satu lokasi foto pre wedding paling ngehits di Jogja. Beberapa musisi Indonesia juga pernah menjadikan Taman Sari sebagai lokasi syuting video klip mereka, salah satunya adalah Citra Scholastika dengan single berjudul Pasti Bisa.
Spot-spot Taman Sari yang menarik untuk diabadikan antara lain kolam pemandian atau Umbul Pasiraman atau Umbul Binangun, lorong bawah tanah menuju Sumur Gemuling, kompleks Sumur Gumuling, serta Gedong Kenongo.
Konon ada banyak lorong rahasia yang tersebunyi di bawah kompleks bangunan Taman Sari. Lorong rahasia tersebut merupakan jalur untuk melarikan diri keluarga Kerajaan jika ada musuh menyerang.
Dari sekian banyak lorong rahasia, kamu hanya bisa mengakses lorong yang menghubungkan Sumur Gumuling dan Gedong Kenongo.
Lorong gelap berbentuk tajug itu memiliki lebar sekitar 2 meter. Di beberapa sudut terdapat kelokan dan anak tangga. Jika beruntung, kamu bisa menemui seniman jalanan yang beraksi di sudut-sudut tersebut.
Meski gelap, lorong bawah tanah ini juga menjadi salah satu spot foto paling favorit. Foto-foto dengan kesan misterius dan mistis akan kamu dapatkan di lorong Taman Sari ini.
Kalau kamu suka mengambar atau membuat sketsa, Taman Sari adalah tempat yang tepat untuk melatih skillmu. Sambil duduk di halaman depan kamu bisa menggambar sketsa orang yang lalu lalang di depanmu.
Jika gambarmu sudah bagus, kamu bisa menjual sketsa-sketsa tersebut kepada wisatawan yang lewat. Selain menggambar orang, kamu juga bisa menggambar arsitektur Taman Sari yang indah.
Siapa tau sepulangnya dari Taman Sari kamu bisa ikut pameran sketsa dengan tema heritage atau arsitektur.
Sebagai titik tertinggi di Kompleks Taman Sari, Gedong Kenongo merupakan tempat yang asyik untuk menanti senja.
Dari reruntuhan kompleks Taman Sari ini kamu bisa menyaksikan mentari yang terbenam di ufuk barat, Merapi Merbabu nun jauh di utara, atau rumah-rumah penduduk yang perlahan mulai menyalakan lampu saat gelap tiba.
Sunset disini mungkin tidak seindah sunset di tepi Pantai Parangtritis atau Pantai Wediombo. Tapi jika kamu mengajak pasanganmu menikmati senja di Taman Sari ini, tetap saja akan menjadi sunset paling romantis.
Taman Sari di buka untuk umum dan bisa mulai kamu kunjungi setiap hari Senin hingga Minggu pada jam 08.00-17.00 WIB.
Jika datang di luar jam-jam tersebut kamu hanya bisa masuk ke sebagian kecil kawasan Taman Sari seperti Pulo Kenongo yang tak jauh dari Plaza Ngasem.
Taman Sari Yogyakarta merupakan kastil di tengah danau yang digunakan sebagai tempat pemandian, dan juga penyembuhan, sang raja beserta permaisurinya di masa lampau.
Meski kini bentuknya sudah jauh berubah, reruntuhan Taman Sari tetap memancarkan pesona yang sayang di lewatkan.
Di tempat ini kamu bisa menyaksikan arsitektur bangunan yang indah serta menyusuri lorong-lorong gelap nan artistik sekaligus eksotik.
Taman Sari cocok untuk dikunjungi kapan saja, karena yang ditonjolkan dari tempat ini adalah keindahan dan keunikan bangunanannya.
Karena keindahannya tersebut, Taman Sari sangat cocok untuk kamu yang ingin melakukan foto prewedding.