Wae Rebo – Apakah kamu sudah pernah berlibur ke Labuan Bajo? Labuan Bajo adalah salah satu destinasi super prioritas yang juga merupakan destinasi premium di Indonesia. Bukan tanpa alasan, keunggulan pulau wisata yang bahkan sudah diakui oleh UNESCO ini memang istimewa.
Terkenal dengan daya tarik utamanya berupa habitat asli reptil purba Komodo, tentu bukan sesuatu yang akan mudah kamu temukan di destinasi manapun di dunia, apalagi di Indonesia. Tidak hanya itu saja, landscape keindahan laut dan perbukitan di Labuan Bajo pun tidak kalah menakjubkan.
Sebut saja, Pulau Padar, Pulau Rinca, hingga Pink Beach yang menjadi 3 tujuan paling populer di tempat ini. Namun, seakan tidak habis memberikan kejutan sesuatu yang unik dan berbeda, terdapat sebuah desa kuno yang terletak di perbukitan Bajo yang akan sangat menarik untuk kamu kunjungi.
Banyak wisatawan yang tak ragu menyebutnya sebagai desa paling cinematik di Indonesia. Nah, kurang lengkap rasanya liburan ke Labuan Bajo jika kamu tidak mengambil waktu panjang dan hanya mengunjungi destinasi populer seperti Pulau Komodo dan kawasan pantainya saja.
Penasaran dengan daya tarik Desa Wae Rebo di Dataran Flores? Simak fakta-fakta uniknya.
Desa Tertinggi di Indonesia
Tahukah kamu bahwa Wae Rebo merupakan desa tertinggi yang yang ada di Indonesia? Letaknya berada di perbukitan Flores yang ketinggiannya mencapai 1200 mdpl, cukup serupa dengan beberapa gunung pendakian populer untuk pemula di kawasan tanah Jawa.
Tidak heran jika desa ini selalu diselimuti oleh kabut tipis bak sebuah desa dalam cerita-cerita fantasi. Karena letaknya yang cukup jauh, wisatawan perlu melakukan trekking selama 2-3 jam untuk sampai ke lokasi. Medan yang harus dilalui pun cukup sulit sehingga wisatawan harus memastikan kondisi tubuh prima dan menggunakan sepatu yang cocok.
Sangat disarankan untuk menggunakan jasa guide sebagai pendamping. Bagi kamu yang menyukai aktivitas luar ruangan, trekking menuju desa ini akan menjadi salah satu pengalaman terbaikmu. Sesampainya di lokasi, semua usahamu pasti akan langsung terbayar dengan keindahan dan pengalaman tak tergantikan yang kamu dapatkan selama di tempat ini.
7 Rumah Adat Melegenda
Wae Rebo memiliki keunikan tersendiri yang tidak akan kamu dapatkan di destinasi wisata lainnya. Salah satunya adalah 7 rumah adat Mbaru Niang kuno yang melegenda di tempat ini. Bentuknya pun unik seperti lumbung kerucut. Struktur bangunannya memiliki lima lantai dengan atap daun lontar yang ditutupi oleh ijuk.
Menariknya, begitu sampai di desa ini, wisatawan yang datang ke tempat ini akan dijamu dengan Kopi Flores dalam sebuah Mbaru Niang yang disediakan khusus. Sungguh pengalaman berwisata yang unik, menarik, dan tentunya anti-mainstream. Jadi, apakah kamu tertarik merasakan sensasi kehidupan di Rumah Adat Mbaru Niang?
Upacara Adat Unik Desa Wae Rebo
Jika kamu beruntung, kamu bisa menyaksikan sebuah Upacara Adat Penti yang merupakan sebuah upacara rasa syukur hasil panen selama satu tahun. Selain itu, acara ini juga menjadi wujud perlindungan dan keharmonisan warga di tempat ini.
Uniknya, ketika perayaan berlangsung, warga akan mengenakan pakaian adat yang lengkap dengan aksesorisnya. Upacara ini biasanya dilaksanakan pada bulan November. Kamu bisa turut menyaksikan dan berinteraksi dengan warga saat perayaan berlangsung.
Pasti kamu akan merasakan pengalaman terbaik yang tidak akan kamu dapatkan di tempat lain selama di sini dan memahami budaya serta cara hidup warga setempat. Tempat ini juga menjadi surganya para fotografer, traveler, dan penikmati fotografi.
Ketika hari biasa, kamu serasa sedang masuk ke dalam negeri dongeng di atas awan dengan udara segar dan suasana yang magical. Ketika hari perayaan, kamu akan merasakan bahwa negeri dongeng ini lebih hidup dari biasanya.
Keturunan Minang
Yup, Desa Wae Rebo bukan merupakan desa dari keturunan asli penduduk di tanah Flores. Walaupun Desa Wae Rebo ini terletak di perbukitan Flores di Nusa Tenggara Timur yang cukup jauh dari populasi mayoritas penduduk minang, yakni di Pulau Sumatera, ternyata warga desa ini adalah keturunan Minang dari Sumatera Barat. Meski begitu, kebiasaan hidup hingga nama-nama penduduk di sini tidak serupa dengan orang minang kebanyakan.
Nenek moyang di Desa Wae Rebo yang dikenal dengan Empo Maro merupakan seorang perantauan dari Minangkabau dulunya sering hidup berpindah-pindah tempat hingga akhirnya memilih untuk menetap di tempat desa ini. Kemudian, meninggalkan warisan berupa 7 rumah adat unik yang bisa kamu saksikan hingga sekarang ini.
Unik ya bagaimana sebuah desa kuno melegenda di perbukitan Flores namun keturunan asli Minang yang jauh dari populasi penduduk aslinya di Sumatera?
Warisan Budaya UNESCO
Tidak perlu diragukan lagi mengapa Labuan Bajo menjadi salah satu destinasi paling prioritas di Indonesia. Di dalamnya menyimpan berbagai daya tarik yang tidak ada habisnya. Seolah tak cukup dengan habitat asli reptil purba saja.
Kamu juga akan menemukan kondisi alam yang menarik seperti di Pink Beach, atau desa kuno di sebuah perbukitan, hingga goa-goa alami yang memiliki kejernihan air bak aquarium yang memantulkan ilusi seperti sebuah cermin.
Popularitas Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata maupun warisan budayanya tidak berhenti di dalam negeri saja. Pada tahun 2012, UNESCO memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap desa ini sebagai salah satu warisan budaya dunia yang langka, terutama karena rumah adat Mbaru Niang ini.
Meskipun terletak di pengunungan, kawasan ini merupakan salah satu lokasi Konservasi Warisan Budaya UNESCO loh. Berlanjut ke tahun 2013, Wae Rebo juga menyabet penghargaan dari Aga Khan dalam industri arsitektur. Wah, tidak heran jika desa ini menjadi salah satu desa terindah di Indonesia.
Baca Juga:
Wisata Labuan Bajo Kelas Dunia, 2023 Menjadi Destinasi Super Premium
6 Hotel Labuan Bajo, Tanpa Beranjak dari Hotel pun Tetap Berasa Liburan