Paket Wisata Lombok – Lombok memiliki sejuta pesona indahnya mulai dari destinasi wisata alam, kuliner dan budayanya. Berbagai desa wisata di Pulau Lombok yang memukau, rumah-rumah tradisional yang megah, langit-langit anyaman dengan gemerlap sinar matahari dan berdinding bambu untuk menyambut undangan kehangatan budaya yang otentik.
Tidak hanya sebagai tempat bersejarah, Lombok juga menawarkan kekayaan budaya yang memikat, kain tenun dengan motif indahnya menjadi simbol dari keindahan dan keagungan warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Kamu harus tahu nih, beberapa Desa di Lombok dengan keunikan dan budayanya yang masih memperkenalkan kehidupan tradisional dan menjadi desa wisata bagi pengunjung wisatawan yang tertarik akan budayanya.
Desa Sade

Credit: Kompas[dot]com
Desa ini terletak di wilayah Rembitan, Pujut, Lombok Tengah, dan memiliki banyak keunikan. Rumah-rumah tradisional yang disebut bale masih menggunakan atap jerami, dinding bambu, dan lantai tanah liat. Masyarakat Desa Sade juga memiliki tradisi unik, yaitu membersihkan lantai rumah dengan menggunakan kotoran sapi.
Wanita di Desa Sade menjual kain tenun, aksesoris, dan benang kepada wisatawan. Keahlian menenun menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka. Setiap perempuan harus menguasai keterampilan ini sebagai syarat menikah. Tradisi ini menjaga warisan budaya dan menjadikan kain tenun sebagai identitas desa.
Pernikahan di Desa Sade mengikuti adat merari, tanpa proses lamaran resmi. Jika pasangan saling menyukai, pihak laki-laki akan menculik calon istrinya secara diam-diam. Keesokan harinya, keluarga laki-laki datang ke keluarga perempuan untuk memberi tahu bahwa anak mereka telah dibawa ke rumah calon suami sebagai bagian dari prosesi adat.
Baca juga: Desa Sade, Keindahan Tradisi dan Kearifan Lokal di Lombok | Labiru Tour
Desa Sukarara

Credit: getlost[dot]id
Saat memasuki desa, pengunjung akan disambut pemandangan ibu-ibu yang duduk menenun di pendopo desa. Selain belajar menenun, wisatawan juga bisa mencoba pakaian adat suku Sasak. Perempuan mengenakan lambung dan songket, sedangkan laki-laki memakai pegon. Momen ini tentu menjadi pengalaman menarik, terutama bagi yang ingin merasakan budaya lokal secara langsung.
Perempuan suku Sasak mengenakan lambung, busana tradisional berupa terusan hitam tanpa lengan dengan kerah berbentuk huruf V, dipadukan dengan selendang songket khas. Ikat pinggang anteng melilit di pinggang kiri, sementara kain songket menjuntai hingga lutut. Pakaian ini biasanya dikenakan saat menyambut tamu. Sementara itu, laki-laki memakai pegon dalam upacara adat atau acara kebangsawanan.
Menenun menjadi tradisi turun-temurun di Desa Sukarara, bahkan gadis desa wajib mahir menenun sebagai syarat menikah. Banyak anak perempuan sudah terampil sejak kecil dan sering terlihat menenun di depan rumah. Wisatawan yang berkunjung dapat menyaksikan langsung proses menenun dan menikmati keindahan rumah tradisional suku Sasak yang masih terjaga.
Desa Banyumulek

Credit: getlost[dot]id
Pengunjung akan disambut gapura khas gerabah bertuliskan sentra kerajinan gerabah Banyumulek saat mengunjungi Desa Banyumulek. Mereka akan melihat sekolah dan perkantoran pemerintah menghiasi pagar tembok dengan pernak-pernik gerabah besar ketika melangkah ke area desa, sehingga kesan Desa gerabah sangat kental.
Karya gerabah yang dihasilkan sangat bervariasi seperti vas bunga, gentong, celengan, kap lampu, hiasan dinding, dan lain sebagainya. Hasil kerajinan gerabah Desa Banyumulek sudah sampai Internasional, salah satunya Neq Zeland dan negara di Eropa.
Selain bisa melihat hasil karya gerabah, kamu juga bisa ikut belajar secara langsung dalam proses pembuatannya. Pembuatan gerabah disini tidak menggunakan alat khusus, alat yang digunakan pun sangat sederhana. Semuanya dibuat dengan hati, sehingga hasilnya pun berkualitas dan tentunya mengagumkan.
Desa Tetebatu

Credit: blogspot[dot]com
Suasana di Desa Tetebatu ini mencerminkan keasrian dan keaslian baik dari tradisi bertani, gotong royong, betangan alam hijau, dan adat istiadat masih terjaga kuat. Tak heran jika banyak para wisatawan yang ingin berkunjung ke desa yang berada di kaki Gunung Rinjani ini karena bisa untuk menenangkan jiwa dan raga.
Desa Senaru

Credit: ngetrip[dot]my[dot]id
Keindahan alamnya begitu memukau, salah satunya Air Terjun Sendang Gile yang berada di Taman Nasional Gunung Rinjani. Air terjun setinggi 31 meter ini bersumber langsung dari Gunung Rinjani, menghadirkan suasana segar dan menenangkan. Desa Senaru juga mendapat penghargaan sebagai desa terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Selain keindahan alam, Desa Senaru juga kaya akan budaya dan kerajinan tangan. Masyarakat setempat membuat kain tenun, sarung, udeng, dan selendang dengan teknik tradisional. Rumah adat di desa ini masih mempertahankan bentuk aslinya, terbuat dari atap rumbia, pagar gedek, dan lantai tanah liat, mencerminkan warisan nenek moyang yang tetap lestari.
Rumah adat Lombok memiliki ciri khas gazebo yang disebut beruga. Masyarakat menggunakan beruga untuk menerima tamu, keluarga berkumpul di beruga, dan ibu yang akan melahirkan melakukan persalinan di beruga.
Baca juga: Rekomendasi Tempat Wisata di Lombok untuk Corporate Gathering