Trip Makassar – Indonesia memiliki sejuta budaya yang berbeda-beda disetiap daerahnya. Hal ini menjadi salah satu pesona lain dari Indonesia selain keindahan alamnya yang memanjakan mata. Setiap daerah ini sendiri memiliki beragam tradisi dan budaya yang menarik, yang tak jarang menjadi ciri khas daerah yang bersangkutan. Salah satunya adalah budaya masyarakat Suku Toraja. Seperti yang diketahui, kalau Toraja memiliki beberapa destinasi indah yang menjadi opsi kuat jika berwisata ke Makassar. Bukan hanya itu, rupanya wisatawan juga tertarik pada pesona budaya Suku Toraja yang unik karena memiliki daya tarik tersendiri lantaran tradisinya yang memiliki nuansa mistiknya tersendiri.

Nah, apa saja tradisi-tradisi itu?

 

Rambu Solo’

Credit: Indonesia Kaya

Berbicara tentang tradisi masyarakat Suku Toraja, tentu saja harus ada tradisi Rambu Solo’ di dalamnya. Tradisi Rambu Solo’ ini merupakan tradisi pemakaman ala Suku Toraja yang dilakukan untuk menghormati sekaligus sebagai upacara pengantaran arwah menuju akhirat melalui serangkaian ritual dan doa.

Ritual yang dilakukan itu sendiri berupa pertunjukan seni, adu kerbau, hingga mengantarkan jenazah. Bukan hanya berlangsung selama sehari, tradisi ini bisa berlangsung selama beberapa hari, tergantung status sosial keluarga yang menyelenggarakan Rambu Solo’ ini.

Biaya yang dihabiskan untuk menyelenggarakan upacara ini pun tidak bisa dibilang sedikit. Semakin kaya keluarga yang bersangkutan, maka biaya yang dikeluarkan pun akan semakin besar. Kemeriahan serta banyaknya ritual sepanjang tradisi Rambu Solo’ inilah yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang datang berkunjung.

 

Ma’nene’

Credit: Hendralapimendaun

Ma’Nene’ merupakan tradisi yang diadakan tiap 3 tahun sekali setelah panen besar di bulan Agustus, yang menarik perhatian wisatawan yang berkunjung ke Tana Toraja. Sebagai tradisi yang dilakukan terhadap orang yang sudah meninggal, tradisi ini cukup unik.

Pasalnya, pada tradisi ini, Jasad yang sudah dikuburkan akan dikeluarkan oleh sanak keluarganya. Untuk apa? Pada tradisi ini, jasad yang dikeluarkan dari petinya ini akan dibersihkan, didandani selayaknya masih hidup oleh anak cucu dari jasad yang bersangkutan.

Selama proses pembersihan berlangsung, kaum laki-laki akan membentuk lingkaran sambil menyanyikan lagu-lagu yang melambangkan kesedihan dan kenangan akan kehidupan jasad yang bersangkutan sebelum meninggal yang bertujuan untuk menghibur keluarga yang ditinggalkan.

Untuk menyelenggarakan tradisi ini memakan biaya yang tidak sedikit karena termasuk dalam kategori acara besar, sehingga seringkali yang menyelenggarakan tradisi ini merupakan keluarga yang memiliki status tinggi atau masuk dalam kategori bangsawan.

 

Sisemba’

Credit: DuniaArt

Tradisi ini merupakan tradisi permainan adu kaki yang biasanya dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa. Biasanya, tradisi ini dilakukan di lapangan atau tempat teruka pada saat merayakan panen raya. Pemain dari Sisemba’ ni terdiri dari dua kubu yang berasal dari dua desa yang bersebelahan, dimana satu tim terdiri dari 2 orang yang saling berpegangan ketika permainan dimulai.

Cara bermainnya seperti definisi tradisi ini, yaitu menggunakan kaki. tepatnya, ketika permainan dimulai, kedua kubu akan bergerak maju dan melayangkan tendangan pada kubu lawan. Di dalam permainan ini, terdapat beberapa orang yang berperan sebagai wasit yang bertugas untuk menegur, melerai, atau menghentikan permainan.

Apabila ada pemain yang cedera atau berbuat curang. Ada lagi peraturan dalam permainan ini, dimana peserta yang terlepas dari partner atau rekan satu timnya tidak boleh diserang. Memang terkesan brutal, tapi di permainan ini ditekankan bahwa tidak boleh ada dendam setelah permainan. Juga sebenarnya jarang ada kejadian dimana ada peserta permainan yang cedera selama melakukan permainan ini.

 

Silaga Tedong

Credit: Otwnesia

Tradisi ini merupakan acara adu kerbau yang adalah salah satu acara dalam rangkaian acara Rambu Solo’.Biasanya acara ini dilaksanakan di lapangan yang basah dan becek, atau di area sawah yang berlumpur. Sebagai ketentuan, kerbau-kerbau yang diadu ini merupakan kerbau-kerbau pilihan yang berasal dari jenis-jenis tertentu dengan harga jual yang sama sekali tidak mendekati kata murah.

Tujuan diadakannya acara ini adalah sebagai hiburan bagi keluarga yang berduka. selain itu, acara ini juga menjadi acara pertunjukan bagi para pelayat yang datang yang tidak tanggung-tanggung, jumlahnya bisa mencapai ratusan orang.

 

Baca Juga : Dino Park Jatim Park 3 di Malang, Asik Buat Liburan Akhir Pekan

 

Tinggoro Tedong

Credit: YouTube

Sama halnya dengan Silaga Tedong, Tradisi Tinggoro tedong ini termasuk dalam rangkaian acara Rambu Solo’. Di tradisi ini akan dipertontonkan prosesi penyembelihan kerbau yang dilakukan dengan sekali tebas saja menggunakan parang.

menurut kepercayaan leluhur masyarakat Toraja, atau yang disebut sebagai Aluk Todolo oleh masyarakat setempat, kerbau merupakan hewan tunggangan bagi arwah jenazah untuk menempuh perjalanan menuju puya atau alam akhirat. Masyarakat Setempat mempercayai roh kerbau yang dikorbankan ini akan menemani arwah orang meninggal yang bersangkutan menuju ke alam akhirat.

 

Rompo Bobo Bonang, Rompo Karoeng, & Rompo Allo

Credit: TondokToraya

Adalah upacara yang dilakukan untuk melangsungkan pernikahan. terdapat 3 jenis dari upacara ini sesuai namanya, dimana yang pertama ada Rompo Bobo Bonang, Rompo KaroEng, dan yang terakhir adalah Rampo Allo.

Rompo Bobo Bonang adalah upacara yang tata caranya paling sederhana, dimana keluarga mempelai pria beserta mempelai pria akan mendatangi keluarga mempelai wanita. Orang tua mempelai wanita akan menyambut kedatangan mereka dan diadakanlah perjamuan makan bersama. Lalu, keluarga mempelai pria akan kembali pulang dan meninggalkan mempelai pria yang akan tetap tinggal di rumah mempelai wanita.

Berikutnya ada Rompo KaroEng, yang sebenarnya memiliki urutan yang sama dengan Rompo Bobo Bonang, tetapi dibedakan pada saat perjamuannya saja. pada Rompo KaroEng ini, sebelum acara perjamuan, rombongan keluarga mempelai pria akan disuruh menunggu terlebih dahulu di lumbung.

Kemudian, Rampo Allo adalah upacara pernikahan yang paling mewah. perayaan pernikahan ini bisa diadakan selama beberapa hari dan dengan acara yang cukup meriah. Biasanya upacara Rompo Allo ini hanya dilakukan oleh para bangsawan atau keluarga yang berstatus sosial tinggi saja.

Itulah beberapa tradisi masyarakat Toraja yang terkenal hingga ke luar negeri. yang mana yang ingin anda lihat secara langsung?

Paket Wisata di Makassar

Kami Memiliki Paket Wisata Menarik untuk Kunjungan di Makassar